Pages

Kamis, 23 Januari 2014

(gak sekedar) Cabe

Kali ini mengenai fenomena cabe-cabean masih terbilang hangat di awal 2014 ini. Bukan hanya pakar anak, remaja indonesia juga punya cara sendiri dalam memandang cabe-cabean.

Media sosial twitter jadi tempat menarik untuk membahas fenomena cabe-cabean. Menurut sejumlah pengguna, fenomena cabe-cabean sebenarnya fenomena lama. Cabe-cabean hanya istilah baru yang dulu dikenal dengan sebutan lain.

Bagi remaja yang menggunakan bahasa jawa, seperti remaja Solo misalnya istilah “Kimcil” barangkali bisa menggambarkan cabe-cabean. “Kimcil”adalah istilah untuk menggambarkan gadis belia usia 15 hingga 23 tahun yang cenderung sok imut.

Sejumlah remaja menganggap kimcil dan cabe-cabean itu sama saja, hanya pembaruan istilah saja.

“Ha wong penak nyeluk KIMCIL, kok yo di ganti cabe-cabean. Cah ndonya saiki emang seneng sing ruwet kok (lebih enak panggil kimcil, kok ya diganti cabe-cabean. Manusia bumi sekarang memang senang yang lebih rumit kok) Kicau akun Gusti Chandra Rizki.

Berasal dari kata 'CABE' yang merupakan akronim dari 'Cewek Alay Bisa Die*sensor*. Saya sensor demi kebaikan pembaca saya yang kebanyakan bayi - bayi yang baru dilahirkan.

Ada yang ngga tahu apa itu 'e**'? Itulah mengapa google diciptakan. Cari sendiri di sana.

Penampakan cabe adalah sebagai berikut:


 

Kalo kurang jelas, kurang lebih kayak gini:

Yap, cabe - cabean emang istilah untuk ABG. kalau wanita dewasa masih bertingkah kayak cabe, namanya jadi terasi - terasian.

Kurang jelas apa penyebab remaja putri sekarang kebanyakan bertingkah dan berpenampilan seperti ini. Sepertinya efek kemajuan teknologi yang mengakibatkan informasi (khususnya yang salah) semakin cepat mewabah di remaja Indonesia lalu dijadikan tren.

Disini saya memakai kata 'kebanyakan' karena pasti ngga semua remaja putri kayak gitu. Masih banyak ABG putri yang ngga banyak tingkah, yang berprestasi di hal - hal yang positif. Tapi apakah kalian (para ABG 'baik - baik') rela disama ratakan dengan cabe - cabean?? Kalo saya sih kagak.

Kalian ngga rela tapi bingung gimana caranya menghentikan cabe - cabean ini? Tentu kalian ngga bisa mendatangkan negara api agar semua ini berubah. Tapi semua bisa kalian mulai dari diri kalian sendiri. Tetap tekuni hal - hal positif yang sudah dan sedang kalian lakukan. Kejar prestasi sebanyak - banyaknya, dan publikasikan. Lakukan ini terus menerus sampai isu cabe - cabean ini teralihkan, bahkan hilang! Lagipula kalau kalian benar - benar punya prestasi, media publikasi akan datang sendiri ke kalian tanpa kalian cari. :)

Buat ABG - ABG (ngga harus putri) yang ada di Bali, atau yang mau ke Bali, yang ngerasa bukan seorang CABE, yang ngerasa bisa berprestasi, saya bantu kalian mendapatkan media yang tepat untuk berprestasi.

Kebetulan saat main - main ke web kampus Bapak saya dulu, rupanya kampusnya, Jurusan Kimia Universitas Udayana punya tantangan ke kalian - kalian yang ngerasa bukan CABE!

Lalu kalau kalian menang tantangan ini dapet apa?

Ada duit belasan juta rupiah buat kalian. Lumayan kan buat beli motor, hape, pakaian, bedak, dan biaya ke salon untuk modal jadi CABE. #eh

(Info lengkap tantangan "Aku Bukan Cabe" bisa dibaca dengan klik di SINI)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar