RSS

(gak sekedar) Perayaan Akhir Tahun


Rencana awal adalah menghabiskan akhir tahun di tempat yang paling romantis di luar Jawa, bersama pacar, dan menyaksikan matahari pertama 2014 bersama orang yang paling disayang tersebut.

Kemudian pertengahan 2014 kami putus.

Okeh, saatnya plan B.

Menghabiskan akhir tahun di tempat yang paling romantis di luar Jawa, bersama pacar gebetan, dan menyaksikan matahari pertama 2014. Meski ngga sama pacar, toh tetep bersama orang yang disayang.

Lalu tiba – tiba cewe – cewe yang pernah pedekate sama saya kabur setelah pertemuan pertama.

Yeah, mungkin ini saatnya Plan Terburuk. Diem di kamar, kunci pintu, lalu membatu hingga busuk sampai akhir taun depan.
.... kemudian datanglah dewi penyelamat. Temen saya, Sauca, ngajakin jalan – jalan ke Semarang Festival yang akan berakhir pada hari itu. Yang diajak tidak hanya saya, ada 4 temen lainnya. Ravika, Evan, Fahmi, Manda, dan Bariq.

Evan tiba lebih dulu di Festival karena dia dan band ada jadwal manggung di sana. Setelah Evan, saya datang. Sambil menunggu yang lain sampai ke Festival, saya dan Evan nyari makanan buat ganjel perut. Bukan cewek namanya kalo dandan dan preparenya lama. Saya dan Evan sudah kayak pasangan homo berkeliling lapangan tempat Festival diadakan sambil menunggu mereka. Hari sudah malam, sekitar jam 7, barulah Sauca dan Ravika datang. Manda, Fahmi dan Bariq datang paling akhir setengah jam kemudian.

Jalanan sepanjang Festival sesak dengan lautan manusia. Bau badan betebaran dimana – mana. Saking pekatnya aroma tubuh manusia, stand ayam bakar berubah menjadi stand ketek ayam bakar.


Sepertinya yang lagi hits tahun ini adalah terompet yang kalo ditiup menghasilkan bunyi: EMAAAAAAAK!!! Jadi ketika banyak orang yang meniupnya, susah dibedakan antara bunyi terompet atau memang sedang ada anak hilang nyariin ibunya.

Kembang api sudah mulai dinyalakan ketika itu, tapi bukan yang besar. Kalau kembang api yang besar ibarat mobil, kembang api yang dihidupin ketika kami baru ngumpul saat itu ibarat Tamiya.

Malam itu turun hujan. Sangat lebat. Orang bilang hujan ini adalah doa kaum jomblo yang ngga punya pasangan dan akhirnya memilih diam diri di rumah mengurung diri meringkuk di sudut tergelap dalam kamar. Itu SALAH! Bagi saya hujan ini adalah air mata para jomblo. Dan kalau hujannya lebih lebat dari taun lalu, mungkin jomblo taun ini lebih banyak dan tangisnya lebih keras.

Sambil menunggu hujan reda, kami memilih nongkrong di salah satu stand sate. Kami ngobrol tentang apa yang kami lakukan ketika malam tahun baru setahun lalu. Hanya saya sendiri ketika itu lupa apa yang saya lakukan tahun lalu. Yang bisa saya ingat adalah perjalanan hidup saya di kampus saya sekarang.

Awal – awal ngampus saya lebih sering berada di perpustakaan. Datang ke kampus langsung masuk perpus tanpa sempat bertemu mahasiswa yang lain. Sampai – sampai tidak ada yang sadar saya udah ada di kampus.

Sampai akhirnya saya ditugaskan menjadi ketua angkatan, barulah saya mulai bisa berbaur dengan teman – teman yang lain. Kemudian kampus saya mulai memasuki fase pelatihan – pelatihan. Mahasiswa - mahasiswi dikirim ke luar kota untuk ikut pelatihan. Saya kebagian ikut pelatihan tiga kali. Kali pertama saya hampir batal ikut karena ketika itu saya menggunakan nama temen di kampus untuk tiket pesawat disebabkan ada suatu kesalahan.  Meski sudah menunjukkan KTP teman saya ini, pihak bandara tetap tidak mengijinkan saya lewat. Ini ketahuan karena wajah, umur, dan fisik temen yang namanya saya pakai ibarat bapak saya.

Untung saya masih bisa berangkat dengan membeli tiket baru.

Di pelatihan kedua yang saya ikuti, saya bertemu mahawiswi lain dari universitas kota lain. Dia cantik, sayangnya masih punya pacar.


Setelah hujan jadwal pelatihan, masuklah kelas saya dalam fase ngeberesin administrasi. Saya yang awalnya sebagai analis ikut membantu memasukkan data ke program, nyetak laporan, motocopy, ngisi ulang printer, memperbaiki komputer, sampai anter jemput dan ngasuh anak – anak mahasiswa lain. #loooh :O

Dan di penghujung tahun masuklah dua mahasiswi baru. Salah satunya ada yang menarik banget. Sayangnya (lagi) dia sudah punya pacar.

Hujan sudah mulai reda. Jam sudah menunjukkan sebelas lima puluh lima malam. Bentar lagi pergantian taun. Kami putuskan untuk ke lapangan saja nonton kembang api. Hujan masih turun, rintik – rintik tapi cukup membasahkan. Temen – teman sudah nyari tempat di pinggir lapangan nonton kembang api. Saya pergi sebentar beli jagung bakar. Kembang api mulai jedar jeder tepat di saat jagung saya sudah siap. Sesekali embang api mengeluarkan suara jedug menerangi langit.

Karena lokasi yang dipilih teman saya tidak begitu enak untuk menikmati kembang api, saya pindah ke tempat yang lebih lapang. Hujan membasahi tubuh saya. Cukup membuat sambal yang melumuri jagung saya lumer. Baju dan tubuh yang basah, tak mengurangi nikmat memandangi indahnya kembang api.

Langit, dengan asap dari kembang api, dan kedipan cahayanya, seakan membentuk pusaran di angkasa dan menarik ingatan saya selama setahun ini. Yah, akhir tahun ini menarik, bedanya hanya saya sekarang sedang sendiri. Tanpa pacar yang biasa meramaikan hati dari hari ke hari.

Akhirnya saya ingat apa yang saya lakukan di akhir tahun lalu. Saya di rumah, melihat kembang api yang dinyalakan para tetangga di kejauhan. Sambil berkirim pesan dengan pacar yang sedang berada di rumahnya, dan menanyakan bagaimana perayaan akhir tahun disana.

2013 sungguh tahun yang keren! Ada yang datang, ada yang pergi.

2014, semoga ada seseorang yang mau tinggal.


0 komentar

Posted in

Posting Komentar